Jumat, 19 September 2014

sistem_perekonomian_Indonesia



Sistem Perekonomian Indonesia
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perekonomian Indonesia”
Dosen  : Dahruji
Oleh:
Kelompok 1
Isa Kinasih
Maltufah
Zainiyatul Afifah
Husnul Khotimah
Ulfatun Nazilah
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH 3A
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN AKADEMIK 2013-2014
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sistem
B.     Sistem Perekonomian Pasar (Liberalisme atau Kapitalisme)
C.     System Perekonomian Perencanaan (Etatisme/sosialis)
D.    System Ekonomi Campuran
E.     Sistem Ekonomi Islam
F.      System Ekonomi Pancasila
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya, baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan yang mendasar antara sistem ekonomi yang satu dengan sistem ekonomi yang lainnya adalah bagaimana sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki beberapa faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut dipegang oleh pemerintah.
Perihal sistem apa atau sistem ekonomi yang bagaimana yang diterapkan atau berlangsung di Indonesia, sering dipertanyakan dan diperdebatkan. Pertanyaan sederhana yang jawabannya pelik ini bukan saja mengundang rasa ingin tahu mahasiswa ekonomi sendiri, tetapi juga kalangan awam. Uraian makalah ini mencoba mendiskusikan masalah tersebut. Akan tetapi, sebelum beranjak ke arah sana, suatu uraian singkat tentang arti sistem itu sendiri kiranya dapat menjadi pengantar yang memadai, karena ada banyak sistem yang pernah dicoba diterapkan di Indonesia demi mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara memadai yang memenuhi hajat hidup rakyat Indonesia.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.         Apa pengertian Sistem?
2.         Bagaimana Sistem Perekonomian Pasar (Liberalisme atau Kapitalisme)?
3.         Bagaimana Sistem Perekonomian Perencanaan (Etatisme/sosialis)?
4.         Bagaimana Sistem Ekonomi Campuran?
5.         Bagaimana Sistem Ekonomi Islam?
6.         Bagaimana Sistem Ekonomi Pancasila?
C.       Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui arti sistem
2.    Untuk mengetahui sistem perekonomian pasar (liberalisme atau kapitalisme)
3.    Untuk mengetahui sistem perekonomian perencanaan (etatisme/sosialis)
4.    Untuk mengetahui sistem ekonomi campuran
5.    Untuk mengetahui sistem ekonomi islam
6.    Untuk mengetahui sistem ekonomi pancasila
BAB II PEMBAHASAN
A.       Pengertian Sistem
Sebuah sistem pada dasarnya adalah suatu “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. (Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga, Cet.5, Hlm.28) Sedangkan sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Namun ada beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang sistem perekonomian, diantanya :
Menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu secara holistik, yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek atau objek.
Menurut Dumairy (1966), Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suat tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, padangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak.
L.James.Havery, menurutnya system ekonomi adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
B.       Sistem Perekonomian Pasar (Liberalisme atau Kapitalisme)
Secara garis besar, di dunia ini pernah dikenal dua macam sistem ekonomi yang ekstrem, sistem kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Kedua sistem ini sangatlah berbeda dalam hal ketiga butir tinjauan berkut ini:
1.    System pemilikan sumber daya atau factor-faktor produksi;
2.    Keleluasaan masyarakat untuk saling berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atau prestasi kerjanya
3.    Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan,dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.
 Sistem ekonomi kapitalis mengakui pemilikan individual atas sumber daya-sumber daya ekonomi atau factor-faktor produksi. Setidak-tidaknya, terdapat keleluasaan yang sangat longgar bagi perorangan dalam atau untuk memiliki sumber daya. Kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mengejar keuntungan sangat dihargai. Tidak terdapat kekangan atau batasan bagi orang perorangan dalam menerima imbalan atas prestasi kerjanya. Prinsip “keadilan” yang di anut oleh system ekonomi kapitalis ialah “ setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya”. Campur tangan pemerintah atau Negara sangat minim. Pemerintah lebih berkedudukan sebagai “pengamat”  dan “ pelindung” perekonomian.
Dalam terminology teori mikro ekonomi, sistem ekonomi kapitalis merupakan suatu sistem ekonomi yang menyandarkan diri sepenuhnya pada mikanisme pasar, prinsip laisssez faire (persaingan bebas), meyakini kemampuan “the invisible band”  dalam menuju efisiensi ekonomi. Mikanisme pasarlah (kekuatan permintaan dan penawaran) yang menurut kalangan kapitalis akan menentukan secara efisien ketiga pokok persoalan ekonomi. System ekonomi kapitalis banyak dianut Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Ciri-ciri Sistem Perekonomian Pasar (Liberalisme atau Kapitalisme) adalah:
1.         Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
2.         Menerapkan system persaingan bebas
3.         Peranan modal sangat penting
4.         Peranan pemerintah dibatasi.
Kelebihan Sistem Perekonomian Pasar (Liberalisme atau Kapitalisme) diantaranya:
1.         Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri
2.         Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan
3.         Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat
4.         Kualitas barang lebih terjamin.
Kekurangan dari Sistem Perekonomian Pasar (Liberalisme atau Kapitalisme) adalah:
1.         Sulit terjadi pemerataan pendapatan
2.         Menimbulkan monopoli
3.         Rentan terhadap krisis ekonomi
4.         Adanya eksploitasi.
C.       System Perekonomian Perencanaan (Etatisme/sosialis)
System ekonomi sosialis adalah kebalikan dari system ekonomi kapitalis/liberalis. Sumber daya ekonomi atau factor produksi diklaim sebagai milik Negara. System ini lebih menekankan pada kebersamaan masyarakat dalam menjalankan dan memajukan perekonomian. Imbalan yang diterimakan pada orang perorangan didasarkan pada kebutuhannya, bukan berdasarkan jasa yang dicurahkan. Prinsip ”keadilan” yang di anut oleh system sosialis ialah “setiap orang menerima imbalan yang sama”. Kadar campur tangan pemerintah sangat tinggi. Justru pemerintahlah yang menentukan dan merencanakan tiga persoalan pokok ekonomi [what (apa yang harus diproduksi), how (bagaimana memproduksinya), for whom (untuk siapa diproduksi)].
Bagi kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar, menyebabkannya tidak mungkin bekerja secara efisien; oleh karena itu pemerintah atau Negara harus turut aktif bermain dalam perekonomian. Satu hal yang penting untuk dicatat berkenaan dengan system ekonomi sosialis adalah bahwa system ini bukanlah system ekonomi yang tidak memandang penting peranan capital. Dalam perekonomian ini yang menjadi dasar adalah Karl Marx, dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut system ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan Negara komunis lainnya.
Perlu dicatat, semasa paham komunisme masih berjaya, tidak semua negara yang menjalankan system ekonomi sosialisme adalah negara-negara komunis. Di Amerika Utara, Kanada (meskipun bertetangga dengan dan merupakan sahabat Amerika Serikat, system plitik negara ini liberal-demokratis) menjalankan sosialisme. Begitu pula sejumlah Negara Skandinavia di daratan Eropa, walaupun sistem politiknya liberal-demokratis, menerapkan system ekonomi sosialisme. Hanya saja sosialisme di negara-negara liberal-demokratis ini tidak persis sama seperti sosialisme di negara-negara blok timur.
Ciri-ciri System Perekonomian Perencanaan (Etatisme/sosialis) adalah:
1.                   Hak milik individu tidak diakui
2.                   Seluruh sumber daya dikuasai Negara
3.                   Semua masyarakat adalah karyawan bagi Negara
4.                   Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan dari System Perekonomian Perencanaan (Etatisme/sosialis) adalah:
1.         Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga
2.         Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata
3.         Pelaksanaan pembangunan lebih cepat
4.         Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan dari System Perekonomian Perencanaan (Etatisme/sosialis) adalah:
1.         Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
2.         Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya
3.         Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.
D.       System Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis, yang mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang berarti juga garis tengah antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu.

Pada sistem eknomi campuran ini pemerintah juga ikut campur tangan mengolala sumber kekayaan negara, sehingga aset-aset vital di dalam negara tidak bisa dikuasai oleh perseorangan. Selain itu, tujuan campur tangan pemerintah dalam sistem perekonomian yaitu untuk mengoreksi distorsi ekonomi. Diakuinya hak kepemilikan pribadi dalam sistem ekonomi campuran ini tidak membuat semua faktor produksi yang vital / penting juga bisa menjadi kepemilikan pribadi karena kepemilikan faktor produksi yang vital akan tetap diatur dan diawasi oleh pemerintah.

Adapun campur tangan pemerintah dalam perekonomian terdiri atas tiga bentuk, yaitu:

a)    Mengeluarkan peraturan-peraturan yang mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi agar berjalan normal dan wajar.

b)   Melakukan kegiatan ekonomi sebagai pelaku bisnis, misalnya keikutsertaan modal dalam Badan Usaha MilikNegara.
c)    Melaksanakan kebijakan fiskal melalui pajak dan kebijakan moneter dengan mengatur dan mengawasi sektor keuangan.
Selain itu, Tujuan pokok adanya campur tangan pemerintah ialah untuk menghindari akibat- akibat negatif dari sistem ekonomi pasar. Misalnya, golongan yang lemah makin tertindas dan golongan yang kuat semakin kokoh kedudukannya. Serta pemerintah akan memberikan jaminan sosial serta mengupayakan pemerataan distribusi pendapatan. Mengenai penetapan harga, walaupun harga-harga ditentukan oleh mekanisme pasar, namun bila diperlukan pemerintah juga perlu mengadakan pengawasan serta koreksi terhadap harga-harga tersebut.
Penerapan sistem ekonomi campuran ini akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi komando yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat karena berimbangnya peran pemerintah dan swasta dalam menjalankan kegiatan perekonomian.
Dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah, swasta dan masyarakat saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi. Kegiatan ekonomi masyarakat diserahkan kepada kekuatan pasar, namun sampai batas tertentu pemerintah tetap melakukan kendali dan campur tangan dengan tujuan agar perekonomian tidak lepas kendali dan tidak hanya menguntungkan pemilik modal besar. Saat ini, kecenderungan untuk menerapkan sistem ekonomi pada berbagai negara semakin meningkat karena pada dasarnya tidak ada negara yang bisa dengan murni menerapkan sistem ekonomi pasar maupun sistem ekonomi komando.
Sistem ekonomi campuran memliki beberapa ciri diantaranya:
·           Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemerintah dan oleh swasata
·           Transaksi ekonomi terjadi di pasar, dan ada campuran tangan pemerintah
·           Ada persaingan serta masih ada control dari pemerintah
Dalam pelaksanaanya Sistem Ekonomi Campuran memiliki kekurangan serta kelebihan-kelebihan, yakni;
a)                   kelebihan sistem ekonomi campuran
·                     Kebebasan berusaha
·                     Hak individu berdasarkan sumber produksi walaupun ada batas
·                     Lebih mementingkan umum dari pada pribadi
b)                  kekurangan sistem ekonomi campuran
·                     Beban pemerintah berat dari pada beban swasta
·                     Pihak swasta kurang memaksimalkan keuntungan
E. Sistem Ekonomi Islam
M.A. Manan menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara itu, H. Halide berpendapat bahwa yang di maksud dengan ekonomi islam ialah kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah yang ada hubungannya dengan urusan ekonomi.
Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri, oleh karenanya Islam mendorong kehidupan sebagai kesatuan yang utuh dan menolong kehidupan seseorang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, yang individu-individunya saling  membutuhkan dan saling melengkapi dalam sekema tata sosial, karena manusia adalah entitas individu sekaligus kolektif. Ekonomi Islam adalah cara hidup yang serba cukup, Islam sendiri menyediakan segala aspek eksistensi manusia yang mengupayakan subuah tatanan yang didasarkan pada seperangkat konsep Hablum  min-Allah wa hablum min-Annas, yang berkaitan tentang tuhan, manusia dan hubungan keduanya (tauhidi). Matra ekonomi Islam menempati kedudukan yang istimewa.  Karena Islam yakin bahwa stabilitas universal tergantug pada kesejahteraan material dan sepiritual manusia. Kedua aspek ini terpadu dalam satu bentuk tindakan dan kebutuhan manusia. Aktivitas antar manusia termasuk  aktivitas ekonomi terjadi melalui apa yang di istilahkan oleh ulama’ dengan  mu’amalah (intransaksi) pesan al-quran dalam aktivitas ekonomi:
Dan janganlah (saling) memakan harta di antara kalian dengan (cara yang) batil dan (jangan pula) membawa (urusan harta) itu kepada hakim (untuk kalian menangkan) dengan (cara) dosa agar kalian dapat memakan sebahagian harta orang lain, padahal kalian mengetahui (Q: S. Al Baqoroh: 188).
Islam bukan sekedar menawarkan pedoman-pedoman moral teoritis guna membangun sistem ekonomi, tapi juga mengemukakan suatu metodologi yang layak untuk menerapkan pedoman-pedoman dengan ke absahan cara dan juga legitimasi tujuan dengan landasan atas pertimbangan etika yang jelas dan dapat bemakna di dalam keseluruan kerangka tata sosial, dengan pendekatan terhadap system ekonomi ini sangat relevan dan amat mendesak untuk di alamatkan pada syari’ah dengan system ekonomi islam.
Ø  Ciri-ciri ekonomi Islam yaitu:
1.    Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahkan kegiatan ekonomi.
2.    Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi.
3.    Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi.
Ø  Prinsip-prinsip ekonomi Islam:
1.    Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.
2.    Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3.    Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4.    Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.
5.    Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
6.    Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7.    Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8.    Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Ø  Asas-asas sistem ekonomi Islam:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qasas: 77)
Dari ayat di atas terdapat beberapa asas ekonomi Islam, di antaranya:
1. Allah Pemilik segala sesuatu
Allah memberikan kekayaan kepada manusia dan Dia adalah pemilik sebenar segala sesuatu.
Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (Taha: 6)
2. Kekayaan di dunia adalah untuk mencari kehidupan akhirat
Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di dunia untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan sejahtera di Akhirat kelak.
“Ahli peniaga yang jujur lagi amanah adalah bersama-sama para nabi, para siddiqin dan para syuhada’.” (Bukhari)
3. Bahagia di dunia tidak boleh diabaikan dalam mendapatkan akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini. Manusia hendaklah bekerja sekuat-kuatnya untuk mendapatkan kebaikan di dunia dengan cara yang paling adil dan dibenarkan oleh undang-undang.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (Al-Maidah:87-88)
4. Tetap berlaku adil kepada sesama manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia. Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap masyarakat dan membantu orang-orang yang berada dalam kesusahan dan kesempitan.
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung. (Ar-Rum:38)
5. Tidak boleh melakukan sembarang kerusakan
Manusia mesti mengelakkan dirinya daripadamelakukan pebuatan-perbutan dosa yang termasuk dalamnya kegiatan-kegiatan mencari hasil kekayaan yang tidak adil, membazirkan sumber-sumber dan hasil-hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam perniagaan.
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah: 188)
Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur dan success)  dan Sa’ada Haqiqiyah (kebahagian yang abadi baik di dunia dan akhirat.  Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapat kan nya dengan  usaha yang keras untuk mencapai yang nama nya Islamic Legal Maxim, yaitu  mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting  dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Ø  Tujuan Ekonomi Islam
1. Menunaikan sebagian dari pada tuntutan ibadah
Mengambil kira asas-asas dan ruang lingkup ciri-cirinya, nyatalah tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya bererti melaksanakan sebahagian daripada tuntutan ibadah yang menyeluruh. Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud:
“Sesungguhnya kamu tidak keluarkan satu nakah pun yang kamu caridi jalan Allah melainkan kamu diberi pahala kerananya, sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk isterimu.” (Bukhari, Muslim)
Roh disebalik semua kegiatan ekonomi Islam ialah taawun atau kerjasama. Oleh itu sesiapa yang membantu saurara-saudaranya dan masyarakatnya semata-mata untuk mendapatkan keredhaan Allah, maka itu merupakan satu ibadah.
2. Menegakkan keadilan sosial dan ekonomi dalam masyarakat
Kegiatan ekonomi yang  berteraskan kepada kesaksamaan serta menghapuskan penindasan dan penipuan adalah satu sistem yang benar-benar dapat menegakkan keadilan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Di atas dasar inilah Islam membenarkan jual beli dan mengharamkan riba dan segala jenis penipuan.
Sistem ekonomi yang berteraskan kepada kerjasama dan kesaksamaan akan mewujudkan rasa kasih sayang, sifat tanggungjawab dan tolong-menolong di antara satu sama lain. Kesan daripadanya bukan sahaja individu-individu dapat menanurkan pembangunan dirinya, malah negara-negara dapat bantu-membantu dalam memenuhi kemaslahatan seluruh umat manusia.
3. Menghapuskan kemiskinan dan mewujudkan keadaan guna tenaga penuh serta kadar perkembangan ekonomi yang optimum
Dalam pengertian ekonomi sebagai satu amanah Allah ke atas kaum muslimin, maka di antara tujuan ekonomi dalam Islam ialah untuk menghapuskan ataupun mengatasi masalah kemiskinan, mewujudkan peluang pekerjaan dan mengekalkan kadar pertumbuhan yang optimum dan susuai menurut perkembangan kebendaan dan kerohaniaan masyarakat.
4. Mewujudkan kestabilan barangan sejajar dengan nilai matawang
Sistem ekonomi mewujudkan kestabilan pasaran melalui sikap setiap anggota masyarakat yang tidak mementingkan diri sendiri serta sentiasa bersedia membantu dan berkorban demi kepentingan anggota masyarakat yang lain. Harga sesuatu barangan di pasaran meningkat atau dinaikkan kerana kekurangan sumber bahan ataupun kerana bertambah permintaan biarlah dengan sebab yang betul dan di atas dasar yang makruf dan munasabah dan bukan unyuk mengongkong atau menyempitkan kehidupan masyarakat.
Pelaksanaan sstem ekonomi Idlam yang merupakan kesatuan terhadap asas-asas sosio-ekonomi dan politik ini bertujuan mengimbangkan nilai matawang dengan pulangan barangan dan perkhidmatan yang diperolehi oleh setiap anggota masyarakat; malah di antara negara-negara di dunia.
5. Mengekalkan keamanan dan kepatuhan terhadap undang-undang
Rasatidak puas hati manusia dalam sesebuah masyarakat lantaran pengagihan ekonomi yang tidak seimbang dan aktiviti-aktiviti yang diarahkan hanya untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu, akan membawa pelbagai gejala yang bahaya kepada manusia.
Asas-asas ekonomi Islam bersandarkan kepada tuntutan tuntutan iman dan akhlak serta sedikit kuatkuasa undang-undang. Namun dalam pengertian sistem akhlak Islam yang sebenar, tuntutan-tuntutan akhlak ini tidak dapat dilaksanakan secara teguh tanpa bernaung di bawah satu sistem yang mempunyai kewibawaan untuk menegakkan undang-undang. Dengan kesyumulan sistem-sistem Islam inilah, tujuan ekonomi dalam mewujudkan kepatuhan orang ramai terhadap undang-undang serta mengekalkan keamanan tercapai.
6. Mewujudkan keharmonian hubungan antarabangsa dan memasikan kekuatan pertahanan negara
Menurut Islam, keharmonian hubungan antarabangsa wujud di atas dasar kerjasama sosial dan ekonomi, bukan di atas penindasanterhadap keduanya sebagaimana yang berlaku pada hari ini. Sebab itulah Islam juga tidak menganggap bahawa pertahanan negara hanya bergantung kepada semangat keimanan atau bilangan tenaga tentera yang ramai tetapi kekuatan pertahanan juga bergantung kepada kekuatan ekonomi, sama ada dari sudut produktiviti yang tinggi ataupun pandangan musuh yang sentiasa gerun terhadap negara Islam sendiri.
Atas dasar ini Allah memerintahkan kaum muslimin agar bersiap sedia dengan apa saja kekuatan yang dapat menimbulkan rasa takut musuh teradap mereka.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Al-Anfal:60)
Sistem perekonomian ini berkembang dan diterapkan di Indonesia ditandai dengan adanya Bank Syariah dan lembaga keuangan yang melebelkan syariah. Hal ini menjadi bukti konkret bahwa sistem ekonomi islam sudah diterapkan oleh masyarakat Indonesia.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Islam dan Sosialis
Konsep
Kapitalis
Islam
Sosialis
Sumber kekayaan
Sumber kekayaan sangat langka (scarcity of resources)
Sumber Kekayaan alam semesta dari ALLAH SWT
Sumber kekayaan sangat langka (scarcity of resources)
Kepemilikan
Setiap pribadi di bebaskan untuk memiliki semua kekayaan yang di peroleh nya
Sumber kekayayan yang kita miliki adalah titipan dari ALLAH SWT
Sumber kekayaan di dapat dari pemberdayaan tenaga kerja (buruh)
Tujuan Gaya hidup perorangan
Kepuasan pribadi
Untuk mencapai kemakmuran/sucess (Al-Falah), di dunia dan akhirat
Kesetaraan penghasilan di antara kaum buruh
Tabel di atas menerangkan 3 konsep sistem perekonomian yaitu: Kapitalis, Islam dan Sosialis.
F.        System Ekonomi Pancasila
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) merupakan sistem ekonomi yang digali dan dibangun dari nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Beberapa prinsip dasar yang ada dalam SEP tersebut antara lain berkaitan dengan prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan. Sebagaimana teori ekonomi neoklasik yang dibangun atas dasar faham liberal dengan mengedepankan nilai individualism dan kebebasan pasar, sisten ekonomi pancasila juga dibangun atas dasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang bias berasal dari nilai-nilai agama, kebudayaan, adat-istiadat, atau norma-norma yang membentuk perilaku ekonomi masyarakat Indonesia.
Selama periode 50 tahun Indonesia mengalami dua kali system ekonomi liberal yang disusul masing-masing oleh sistwm ekonomi komando. Ini berarti bahwa Indonesia telah mengalami perubahan system empat kali.
Sistem ekonomi pancasila merupakan sistem ekonomi campuran yang mengandung pada dirinya ciri-ciri positif dari kedua system (ekstrim) yang kita kenal (kapitalis-liberalis dan sosialis-komunis). Yang menjadi masalah adalah dimana titik ideal yang kita anggap paling tepat. Dengan kata lain kita harus mampu menempatkan peranan negara pada posisi sedemikian rupa, sehingga ia mampu mengendalikan kegiatan ekonomi tanpa sampai pada posisi komando.
Satu tugas dari pemikiran ekonomi pancasila adalah untuk mengetahui bagaimana dan mengapa perilaku ekonomi masyarakat Indonesia tumbuh dan berkembang. Ekonomi pancasila memahami dinamika perubahan yang terjadi. Selama lingkungan ekonomi selalu berubah, implikasi langsung yang timbul adalah bahwa perilaku ekonomi harus menyesuaikan diri pada perubahan situasi dan perubahan kebutuhan yang terjadi jika ingin tetap mereflesikan kenyataan. Oleh karenanya pemikiran ekonomi pancasila secara konstan dipaksa untuk melakukan modifikasi dari teori-teori ekonomi yang ada untuk mencari kebenaran ilmiah dari ekonomi pancasila dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mampu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap struktur social masyarakat Indonesia.
Dasar Sistem Ekonomi Pancasila adalah UUD 1945 Pasal 33 yang memuat ayat-ayat sebagai berikut:
Ø Ayat(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Ø Ayat(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
Ø Ayat(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipengaruhi untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Ø Ayat(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efesien berkeadilan, berkelanjutan, berwawasam lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Ø  Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila sebagai berikut:
a.    Peranan Negara tetap penting meskipun tidak terlalu besar, seperti dalam perekonomian komando. Seperti halnya peranan Negara, peranan swasta juga cukup besar meskipun tidak terlalu mendominasi, seperti halnya di perekonomian liberal. Sistem Ekonomi Pancasila menyeimbangi antara peranan swasta dan peranan pemerintah sehingga masing-masing dapat maju dan berkembang.
b.    Sistem ekonomi tidak didomonasi dengan buruh (seperti sosialis) maupun modal (seperti kapitalis) melainkan didasarkan atas asas kekeluargaan.
c.    Produksi dikerjakan oleh semua pihak dengan diawasi anggota masyarakat. Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan dipergunakan untuk menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya.
Ø  Kelebihan Sistem Ekonomi Pancasila antara lain:
1.    Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. 
2.    Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan mengusasi hajat hidup rakyat banyak dikuasai oleh negara.
3.    Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4.    Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan permuwakafan lembaga perwakilan rakyat serta pengawasan terhadap kebijakannya ada pada lembaga perwakilan rakyat pula.
5.    Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
6.    Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
7.    Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara diperkembangkan sepenuhnya dalam batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
8.    Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
Dengan demikian perekonomian Indonesia tidak mengizinkan adanya:
1.    Free Fight Liberalisme, yaitu adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.
2.    Etatisme, yaitu keikut sertaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motivasi dan kreasi masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi masyarakat hanya bersifat pasif saja.
3.    Monopoli, yaitu suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti keinginan sang monopoli. Disini konsumen seperti robot yang diatur untuk mengikuti jalannya permainan.
Meskipun awal perkembangan perekonomian Indonesia menganut system ekonomi pancasila. Ekonomi demokrasi dan mungkin ‘campuran’ namun bukan berarti system perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga dengan system etatisme, pernah juga mewarnai corak perekonomian di tahun 1960-an sampai masa orde baru.
1.    Peranan Negara tetap penting meskipun tidak terlalu besar, seperti dalam perekonomian komando. Seperti halnya peranan Negara, peranan swasta juga cukup besar meskipun tidak terlalu mendominasi, seperti halnya di perekonomian liberal. System Ekonomi Pancasila menyeimbangkan antara peranan swasta dan peranan pemerintah sehingga masing-masing dapat maju dan berkembang.
2.    System ekonomi tidak di dominasi dengan buruh (seperti sosial) maupun modal (seperti kapitalis) melainkan didasarkan atas asas kekeluargaan.
3.    Produksi dikerjakan oleh semua pihak dengan diawasi anggota masyarakat.
4.    Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan dipergunakan untuk menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya.
Jadi, dalam system ekonomi pancasila harus dihindarkan system ekonomi liberal yang bebas maupun sistem ekonomi komando. System ekonomi yang liberal akan menyebabkan  eksploitasi atau pemerasan kapada manusia. Selain itu, dapat memunculkan persaingan yang tidak sehat, seperti monopoli atau pemusatan kegiatan ekonomi hanya pada kelompok masyarakat tertentu saja. Sebaliknya, sistem komando akan mematikan sektor swasta Karena peran Negara yang terlalu besar.
Factor-faktor penyebab kegagalan system ekonomi di Indonesia adalah:
·      Program tersebut disusun oleh tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh tokoh politik, sehingga keputusan yang dibuat cenderung menitik beratkan pada masalah politik bukan masalah ekonomi.
·      Akibat lanjutan dari kegagalan diatas dana Negara yang seharusnya dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi justru dialokasikan untuk kepentingan politik dan perang.
·      Adanya keenderungan terpengaruh untuk menggunakan system perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
Akibat yang ditimbulkan dari system etatisme yang pernah terjadi di Indonesianpada periode tersebut, yaitu:
1.    Semakin rusaknya sarana produksi dan komunikasi yang membawa dampak menurunnya nilai ekspor kita.
2.    Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek ‘mercu suar’
3.    Defisit anggaran Negara yang makin besar
4.    Laju pertumbuhan penduduk yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi.
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sistem ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan yang berdampak pada kehidupan masyarakat baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Sistem ekonomi yang dianut banyak Negara memang berbeda-beda, sesuai dengan falsafah hidup Negara yang bersangkutan. Sistem ekonomi Indonesia dijiwai dan diarahkan oleh pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal 33 serta Garis-garis Besar Haluan Negara. System ekonomi pancasila adalah salah satu tata ekonomi yang dijiwai oleh ideology pancasila, yang didalamnya terkandung makna demokrasi ekonomi yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan berdasarkan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan kegotong royongan dari, oleh dan untuk rakyat dibawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.
B.       Saran
Kita sebagai seorang mahasiswa harus mampu memahami dan mengaktualisasi perekonomian yang diterapkan dinegara kita saat ini dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan perekonomian yang benar-benar diterapkan sesuai system dan kaedah yang diinginkan akan membantu Negara kita menuju kemajuan ekonomi Negara kedepannya, utamanya dalam menghadapi tantangan globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga, Cet.5
Yang lain cari sendiri ya... :)