Minggu, 05 April 2015

KESEIMBANGAN_EKONOMI_2_SEKTOR

MAKALAH
KESEIMBANGAN EKONOMI 2 SEKTOR

Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro
Dosen Pengampu Dzikrullah S.EI.,M.EI

Oleh Kelompok 2:
Husnul Khotimah           (120721100087)
Ulfatun Nazilah              (120721100096)
Luluk Mutmainah           (120721100103)
Lailatul Mas’udah          (120721100138)
Li’iza Diana Manzhil      (120721100147)

EKONOMI SYARI’AH IV A
FAKULTAS ILMU-ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
PERIODE 2014


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SubhanahuwaTa‟ala, atas segala limpahan rahmat, hidayah-Nya sehingga penulis berhasil merampungkan makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Rasulullah Shallallahu AlaihiWasallam. Ucapan terimakasih dengan tulus Penulis haturkan, kepada semua teman-teman yang telah membantu penulis baik materil maupun non materil demi selesainya makalah ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan, dukungan dan bantuan jauh lebih baik dari yang telah penulis terima. Dengan bantuan dan dukungan tersebutlah penulis mampu menyelesaikan peyusunan makalah ini.
Penulis menyadari adanya kekurangan maupun kesalahan dalam makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca serta masyarakat pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bangkalan, 15 Maret 2014
      Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
1.      Pengertian dan analisis apa pengertian dan analisis Pendapatan Nasional pada perekonomian dua sector
2.      Fungsi konsumsi dan tabungan
3.      Pengertian investasi
4.      Penentuan tingkat kegiatan ekonomi
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Makalah ini menyajikan empat peubah utama dalam ekonomi makro, yaitu konsumsi, tabungan investasi dan penentu kegiatan ekonomi. Baik konsumsi maupun tabungan, kedua-duanya adalah fungsi dari pendapatan.
Perekonomian dua sektor merupakan penyederhanaan dalam mempelajari sistem perekonomian secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.
Perilaku pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga bisa dilakukan dengan membuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana perubahan pendapatan terhadap tingkat pengeluaran konsumsi dan tabungan. Kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan konsumsi disebut dengan Marginal Propensity to Consume (MPC). Sedangkan kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan tabungan disebut dengan Marginal Propensity to Save (MPS).
Uraian dalam makalah ini bertujuan untuk melihat dengan lebih mendalam lagi dan membuktikan bahwa tingkat kegiatan ekonomi bergantung kepada tingkat pengeluaran agregat yang dilakukan oleh seluruh golongan masyarakat dan dibahas penentuan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian dua sector atau perekonomian sederhana. Tingkat kegiatan ekonomi dalam perekonomian yang lebih maju dan lebih rumit corak kegiatannya. Uraian ini menjelaskan mengenai bagaimana pengeluaran agregat akan menentukan tingkat kegiatan ekonomi dinamakan: analisa tingkat keseimbangan perekonomian Negara atau analisa penentuan tingkat pendapatan Nasional.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.      Apa pengertian dan analisis Pendapatan Nasional pada perekonomian dua sector?
2.      Apa saja fungsi konsumsi dan tabungan?
3.      Apa pengertian investasi?
4.      Bagaimana penentuan tingkat kegiatan ekonomi?
3.      Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah:
5.      Untuk mengetahui pengertian dan analisis apa pengertian dan analisis Pendapatan Nasional pada perekonomian dua sector
6.      Untuk mengetahui apa saja fungsi konsumsi dan tabungan
7.      Untuk mengetahui apa pengertian investasi
8.      Untuk mengetahui bagaimana penentuan tingkat kegiatan ekonomi

BAB 2 PEMBAHASAN
1.      Pengertian dan Analisis Pendapatan Nasional pada Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian dua sector adalah perekonomian yang terdiri dari sector rumah tangga dan perusahaan. Ini berarti dalam perekonomian itu dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemeriantah maupun perdagangan luar negeri. Dengan demikian sisi pendapatan dan sisi pengeluaran hanya dibentuk oleh dua bagian, yaitu pada sisi pengeluaran terdapat pengeluaran konsumsi dari rumah tangga dan pengeluaran investasi dari perusahaan. Untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga biasa diberi symbol C dan untuk pengeluaran investasi sector perusahaan biasanya diberi symbol I.
Kemudian pada sisi pendapatan, dimana pendapatan digunakan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) dan sisinya disimpan sebagai tabungan. Bagian pendapatan uang yang disimpan ini biasanya diberi symbol S (saving). Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Pengeluaran: E = C + I ……………………………………………………1
Pendapatan: Y = C + S ……………………………………………………2
Perekonomian dikatakan seimbang apabila pendapatan sama dengan pengeluaran (Y = E). atau dapat ditulis:
E = Y
C + I= C + S
I = S
Dengan demikian dalam perekonomian dua sector akan berada dalam keseimbangan apabila pengeluaran investor sector swasta (I) sama dengan tabungan dari masyarakat (S). Dalam teori ekonomi, tabungan masyarakat (S) sering disebut dengan kebocoran (leakage) dan pengeluaran investasi sector swasta (I) disebut dengan suntikan (injection). Jadi dapat pula dikatakan perekonomian dua sector itu seimbang apabila kebocoran (leakage) sama dengan suntikan (injection).
Pendapatan nasional break-even terjadi apabila seluruh pendapatan yang diterima dihabiskan untuk konsumsi ( Y = C ).
Untuk mempermudah analisis pendapatan nasional maka pengeluaran konsumsi diambil dari teori konsumsi yang dikemukakan oleh Keynes. Keynes beranggapan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat tergantung dari besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat tersebut. Atau secara matematis ditulis sebagai berikut:
C = f (Y)
Dalam persamaan linear: C + Co dan bY. Dimana:
C = besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga
Co = besarnya pengeluaran konsumsi apabila pendapatan masyarakat tidak ada (konsumsi otonom)
b = MPC = hasrat marjinal dari masyarakat untuk berkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume)
MPC merupakan rasio antara perubahan pengeluaran konsumsi dan perubahan pendapatan. Atau secara matematis ditulis sebagai berikut:
b = MPC = ΔC
                   ΔY
Untuk memperoleh fungsi tabungan (S) bisa digunakan persamaan (2) diatas yaitu:
Y = C + S karena C = Co + MPC Y
= Co + MPC Y + S
S          = Y – (Co + MPC Y )
= Y – Co – MPC Y
= - Co + (1 – MPC) Y
Jadi fungsi tabungan: S = - Co + (1- MPC) Y
1-MPC = MPS
MPS = hasrat marjinal untuk menabung (Marginal Propensity to Save).
Syarat keseimbangan dalam perekonomian adalah pendapatan (Y) sama dengan pengeluaran (E) atau dapat ditulis:
Y = E karena  E = C + I
Maka perekonomian dalam keadaan keseimbangan apabila: Y = C + I
2.      FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
A.    Konsumsi
Apabila seseorang menerima GNP dari hasilnya bekerja, ia pun akan segera merencanakan untuk membelanjakan GNPnya itu, setelah dikurangi dengan segala kewajibannya (seperti pajak, zakat, dan sebagainya). jadi, GNP itu mestilah dikeluarkan atau dibelanjakan. Oleh karena itu, setiap GNP niscayalah akan pertama-tama dikeluarkan untuk keperluan konsumsi, sedangkan sisanya kalau memang masih ada akan ditabung.
Konsumsi (Consumption) adalah Kegiatan mengurangi nilai guna barang dan jasa, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Alat untuk melakukan konsumsi adalah dengan menggunakan pendapatan, maka konsumsi juga sering diartikan bagian pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membeli barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan. Bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil seluruh pendapatannya akan habis dipergunakan untuk keperluan konsumsi.
Jika dirumuskan
Y = C
Keterangan :
Y = Yield (pendapatan)
C = Consumption( konsumsi)
Faktor yang mempengaruhi konsumsi ; pendapatan, komposisi keluarga, lingkungan, kepribadian, motivasi, sikap, budaya dan perkiraan masa depan. Didalam ilmu ekonomi, konsumsi dapat diartikan penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi. Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial dari produksi. Atau dengan perkataan lain, produksi merupakan alat bagi konsumsi. Melalui kenyataan-kenyataan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan produksi itu diperlukan selama kegiatan konsumsi itu berlangsung.
·         Komsumsi Produktif dan Konsumsi Akhir
Konsumsi produktif adalah suatu kegiatan yang menggunakan bahan-bahan mentah yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, sedangkan konsumsi yang langsung dapat memuaskan kebutuhan disebut sebagai konsumsi akhir.
Pada system perekonomian dua sector ini hanya ada kegiatan rumah tangga dan perusahaan. Pada site mini tidak ada kegiatan pemerintah seperti adanya peraturan-peraturan tentang kegiatan ekonomi dan pajak, serta tidak ada perdagangan luar negri atau perdagangan internasional.
B.     Tabungan
Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih besar dari kebutuhan konsumsi akan mempunyai kesempatan untuk menabung Dalam perekonomian sederhana Pendapatan Nasional akan digunakan untuk : Konsumsi dan Tabungan. Maka jika dirumuskan :
Y = C + S 
Keterangan :
Y = Yield (pendapatan)
C = Consumption (konsumsi)
S = Saving (tabungan)
Faktor yang mempengaruhi tabungan ; pendapatan, tingkat bunga, motif berjaga-jaga.
·         Ciri-ciri aliran pendapatan ekonomi 2 sektor
a.       Sebagai balas jasa kepada penggunaan  factor-faktor produksi yang dimiliki sector rumah tangga oleh sector perusahaan. Sector rumah tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan untung.
b.      Sebagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sector rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi yaitu membeli barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sector perusahaan.
c.       Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk pengeluaran konsumsi akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan.
d.      Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untk melakukan investasi akan menjamin tabungan yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan dari sector rumah tangga.
·         Fungsi Konsumsi Agregat dan Fungsi Tabungan Agregat
Dalam membahas mengenai pengeluaran konsumsi dan tabungan dari rumahtangga-rumahtangga, yang lebih penting untuk diperhatikan bukanlah pengeluaran konsumsi dan tabungan sesuatu rumahtangga tetapi pengeluaran konsumsi dan tabungan dari seluruh rumahtangga. Pengeluaran konsumsi dan tabungan dari seluruh masyarakat dalam perekonomian dinamakan pengeluaran konsumsi agregat dan tabungan agregat. Pengeluaran konsumsi agregat adalah jumlah daripada pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumahtangga yang ada dalam perekonomian. Demikian juga, tabungan agregat adalah jumlah dari tabungan-tabungan yang dibuat oleh seluruh rumah tangga. Ciri-ciri daripada pengeluaran konsumsi agregat tidak berbeda dengan ciri-ciri pengeluaran konsumsi suatu rumahtangga, dan ciri-ciri tabungan agregat tidak berbeda dengan ciri-ciri tabungan suatu rumahtangga.
Karena suatu perekonomian terdiri dari beribu-ribu atau berjuta-juta rumahtangga, kemungkinannya adalah kecil sekali bahwa fungsi konsumsi agregat adalah sama dengan fungsi konsumsi suatu rumahtangga. Bentuk fungsi konsumsi agregat bukan ditentukan oleh bentuk fungsi konsumsi suatu rumahtangga tetapi oleh fungsi konsumsi dari sebagian besar rumahtangga dalam perekonomian. Apabila banyak diantara mereka berkecondongan untuk menabung bagian yang cukup besar daripada pertambahan pendapatan mereka, maka fungsi konsumsi agregat tidak terlalu condong (lebih landai) bentuknya. Ini berarti kecondongan mengkonsumsi marginal adalah tidak terlalu besar. Akan tetapi apabila sebagian besar masyarakat membelanjakan hamper seluruh pendapatannya untuk konsumsi, maka fungsi konsumsi agregat bentuknya sangat condong, dan berarti bahwa kecondongan mengkonsumsi marginal sangat tinggi.
·         Hubungan diantara konsumsi dan pendapatan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran Rumah Tangga. Diantara faktor-faktor tersebut, yang paling penting adalah pendapatan rumah tangga yang telah dikurangi pajak pendapatan. Karena dalam perekonomian dua sektor tidak terdapat kegiatan pemerintah, berarti tidak terdapat pajak pendapatan dan pajak-pajak lainnya, pendapatan disposebel adalah sama dengan pendapatan Nasional.
Semakin tinggi pendapatan disposebel yang diterima oleh rumah tangga, semakin besar pula konsumsi yang akan mereka lakukan. Akan tetapi pertambahan konsumsi yang akan terjadi lebih rendah daripada pertambahan pendapatan yang berlaku. Maka makin lama kelebihan konsumsi rumah tangga yang wujud (kalau dibandingkan dengan pendapatan yang diterimanya) akan menjadi bertambah kecil.
Hubungan antara pendapatan disposibel, pengeluaran rumahtangga dan tabungan sangat erat. Ciri-ciri dari hubungan tersebut :
1. Pada pendapatan yang rendah rumahtangga akan menutupnya dari tabungan (mengambil dari tabungan).
2. Kenaikan pendapatan akan menaikkan pengeluaran konsumsi.
3. Pada pendapatan yang tinggi rumahtangga menabung.
Pada suatu tingkat pendapatan disposebel yang cukup tinggi, konsumsi rumah tangga akan sama besarnya dengan pendapatan disposebelnya. Apabila pendapatan disposebel mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi, rumah tangga tidak akan menggunakan seluruh pendapatan yang dapat dibelanjakannya tersebut. Ini berarti pengeluaran rumah tangga adalah lebih rendah daripada pendapatan disposebelnya. Pendapatan disposebel rumah tangga yang tidak di inginkan untuk perbelanjaan tersebut merupakan tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga. Dengan demikian diantara pendapatan disposebel pengeluaran konsumsi dan tabungan terdapat hubungan berikut :
Yd = C + S
Keterangan :
Yd   :    Pendapatan disposebel
C     :    Konsumsi rumah tangga
S     :    Tabungan
3.      INVESTASI
Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi). Tabungan akan digunakan untuk investasi.
Demikianlah, dari ketentuan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jika investasi neto positif (investasi bruto lebih besar daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemajuan. Jika investasi neto bernilai nol (investasi bruto sama dengan penyusutan), dikatakan bahwa perekonomian yang bersangkutan berada dalam keadaan stasioner. Sementara itu, jika investasi neto bernilai negative (investasi bruto lebih kecil daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemunduran.
Investasi mempunyai dampak sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan nasional. Bila dirumuskan :
Y = C + S
Y = C + I
Sehingga I = S
Keterangan:
Y (yield)                 :    pendapatan
C (consumption)     :    konsumsi
S (saving)                :    tabungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha untuk melakukan investasi :
a.       Tingkat bunga kredit
b.      Jumlah permintaan barang/jasa
c.       Perkembangan teknologi
d.      Pajak Perseroan (perusahaan)
e.       Biaya produksi
f.       Kebijakan investasi & stabilitas politik
Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut pendapat JM Keyness dikenal dengan Psychological Consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Pendapat JM Keyness sebagai berikut :
a.       Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan
b.      Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan
c.       Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.
Dalam Pendapatan Nasional, investasi meliputi hal-hal berikut :
a.       Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal dan perbelanjaan untuk mendirikan industry-industri,
b.      Pengeluaran masyarakan untuk mendirikan rumah-rumah tempat tinggal, dan
c.       Pertambahan dalam nilai stok-stok barang perusahaan berupa bahan mentah, barang yang belum selesai diproses dan barang jadi (kalau nilai stok barang dalam perusahaan-perusahaan berkurang, maka ia merupakan investasi negatif).
Peranan investasi dalam perekonomian:
a.       Dapat meningkatkan pengeluaran agregat. Kenaikan investasi, akan meningkatkan permintaan atau pengeluaran agregat, dan sekaligus akan diikuti oleh pertambahan kesempatan kerja yang akhirnya meningkatkan pendapatan nasional.
b.      Investasi dalam bentuk pertambahan barang dan modal akan menambah kapasitas produksi di masa depan dan akan mendorong pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja.
c.       Investasi akan mendorong perkembangan teknologi. Hal ini berperan penting terhadap kenaikan produktivitas dan pendapatan masyarakat.

4.      PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI
Analisa makro ekonomi biasanya tidak memberikan gambaran yang sangat rumit mengenai aliran-aliran pendapatan yang sebenarnya berlaku di dalam kenyataan. Gambaran semacam itu tidak diperlukan dalam analisa ekonomi, karena dengan menyederhanakan gambaran itu telah dapat ditunjukkan corak kegiatan yang terjadi dalam suatu perekonomian. Gambaran yang paling sederhana dari kegiatan dalam sesuatu perekonomian ditunjukkan oleh aliran-aliran pendapatan diantara dua faktor ekonomi yang pertama, yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
·         Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kegiatan Ekonomi
Oleh karena dalam perekonomian tidak terdapat kekurangan permintaan, menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik dimana tingkat kegiatan ekonomi akan di capai tergantung kepada kemampuan sector perusahaan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Kesanggupan ini dibatasi oleh banyaknya faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian itu. Oleh sebab itu menurut ahli-ahli ekonomi klasik sampai dimana sesuatu perekonomian dapat memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa, dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :
Y = f (K,L,Q,T)
Keterangan :
Y         : Pendapatan nasional
K         : Jumlah seluruh barang modal
L          : Jumlahseluruh tenaga kerja
Q         : Jumlah kekayaan alam yang di gunakan
T          : Tingkat teknologi yang digunakan
BAB 3 PENUTUP
Ø  Kesimpulan
a.       Perekonomian dua sector adalah perekonomian yang terdiri dari sector rumah tangga dan perusahaan. Untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga biasa diberi symbol C dan untuk pengeluaran investasi sector perusahaan biasanya diberi symbol I.Perekonomian dikatakan seimbang apabila pendapatan sama dengan pengeluaran (Y = E). atau dapat ditulis:
E = Y
C + I= C + S
I = S
Maka perekonomian dalam keadaan keseimbangan apabila: Y = C + I.
b.      Konsumsi (Consumption) adalah Kegiatan mengurangi nilai guna barang dan jasa, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi. Pengeluaran konsumsi dan tabungan dari seluruh masyarakat dalam perekonomian dinamakan pengeluaran konsumsi agregat dan tabungan agregat.
c.       Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika investasi neto positif (investasi bruto lebih besar daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemajuan. Jika investasi neto nol (investasi bruto sama dengan penyusutan), perekonomian yang bersangkutan dalam keadaan stasioner. Jika investasi neto negative (investasi bruto lebih kecil daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemunduran.
d.      Menurut pandangan ahli ekonomi klasik dimana tingkat kegiatan ekonomi akan dicapai tergantung kepada kemampuan sector perusahaan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa atau sampai dimana sesuatu perekonomian dapat memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa. Kesanggupan ini dibatasi oleh banyaknya faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian itu.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sudarman Ari, M.Ec. dan Drs. Algifari, M.Si. 2009. Ekonomi Mikro-Makro. Yogyakarta: BPFE, Edisi ketiga
Murni Asfia, S.E,.M.Pd. 2013. Ekonomika Makro. Bandung: Refika Aditama, Edisi Revisi
Rosyidi Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press, Edisi revisi
Sukirno Sadono. 2012. Makroekonomi Teori Pengantar. Depok: Rajawali Press, Edisi ketiga


2 komentar:

  1. terimakasi referensinya,. silahkan download makalah lengkap Perekonomian Dua Sektor @jurnalmakalah.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama. Terimakasih juga sudah mengunjungi blog ulfatun nazilah🙏

      Hapus